Minggu, 23 Agustus 2015

Syukuri Nikmat Allah





Bismillaahirraḥmaaniraḥiim
Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokatuh



BERSYUKURKAH KITA, ATAUKAH KUFUR KEPADA SEMUA NIKMAT ALLAH


Marilah kita selalu memujikan syukur kehadirat Allah subhanahu wata'ala akan semua nikmat yang telah dikaruniakan kepada kita.
Karena sesungguhnya dengan kita bersyukur kepada Allah itu akan menyejukkan serta melegakan hati kita, dan dengan kita bersytukur itu akan membuat Allah semakin sayang kepada kita dan Allah akan menambahkan nikmat Nya.

Dan apabila kita menepuk dada dengan bangga dan congkak akan semua hasil yang telah kita capai, serta membanggakan diri akan melimpahnya harta, dan mengklaim kalau semua itu atas hasil jerih payah sendiri.
Semua itu akan membuat hati kita semakin resah dan selalu merasa kurang dengan harta yang telah kita miliki.

Dan kita mengingkari kalau semua itu atas karunia Allah, disini Allah mengancam kepada kita dengan adzab-Nya yang sangat pedih.

seperti yang di Firmankan didalam Al-Qur'an

Q.S. Ibrahim

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
7. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".


Dan sesungguhnya Allah itu telah mencukupi semua keperluan hamba-Nya dan mengabulkan semua yang telah hamba-Nya mohonkan, dan sekiranya kita akan menghitung semua nikmat yang telah Allah berikan kepada kita pasti kita tidak akan dapat menhitungnya.

Sesungguhnya manusia itu adal;ah makhluk Allah yang dhalim dan sangat mengingkari nikmat-nikmat yang telah Allah karuniakan.

Firman Allah :

Q.S. Ibrahim : ayat 34

وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
34. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).


Manusia itu antara yang satu dengan yang lainnya tidaklah sama dalam kehidupannya, yang satu dilebihkan dari yang lain dalam mendapatkan rezekinya, dan dengan begitu diharapkan mereka yang dilebihkan hartaanya mau berbagi kepada yang disempitkan hartanya.

Tetapi mereka yang berkecukupan tidak mau berbagi kepada mereka yang kekurangan, mereka berkata semua ini hasildari jerih payahku sendiri, dan dia mengatakan kalau yang sedang kekurangan iru adalah sipemalas saja dalam mengusahakannya.

Mereka sungguh telah lalai, kalau sesungguhnya semua harta yang telah mereka dapatkan itu adalah atas karunia Allah, mengapa mereka sampai berani mengingkari nikmat Allah.?

sebagaimana telah Allah Firmankan :

Q.S.16. An-Nahl
وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ ۚ فَمَا الَّذِينَ فُضِّلُوا بِرَادِّي رِزْقِهِمْ عَلَىٰ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَهُمْ فِيهِ سَوَاءٌ ۚ أَفَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ
71. Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?.


Sesungguhnya manusia itu merasa paling dalam segala hal, sehingga mereka meragukan akan semua nikmat yang telah Allah karuniakan.

Firman Allah :
53. An-Najm
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكَ تَتَمَارَىٰ
55. Maka terhadap nikmat Tuhanmu yang manakah kamu ragu-ragu?


Dan Allah menyeru mepada kita yang selalu masih saja mendustakan akan nikmat Allah yang telah kita terima, dengan firman tersebut Allah dengan halus melontarkan ancaman-Nya kepada kita.


 Ar-Rahman

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
13. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?





Kamis, 16 Oktober 2014

HUTANG ORANG YANG MENINGGAL DUNIA

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamau'alaikum warohmatullahi wabarokatuh



Seorang Muslim Yang Meninggal dan masih Berhutang.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنتُم بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۚ وَلْيَكْتُب بَّيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ ۚ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَن يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّـهُ ۚ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّـهَ رَ‌بَّهُ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْئًا ۚ فَإِن كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَن يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ بِالْعَدْلِ ۚ وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِن رِّ‌جَالِكُمْ ۖ فَإِن لَّمْ يَكُونَا رَ‌جُلَيْنِ فَرَ‌جُلٌ وَامْرَ‌أَتَانِ مِمَّن تَرْ‌ضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَن تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ‌ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَ‌ىٰ ۚ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا ۚ وَلَا تَسْأَمُوا أَن تَكْتُبُوهُ صَغِيرً‌ا أَوْ كَبِيرً‌ا إِلَىٰ أَجَلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ أَقْسَطُ عِندَ اللَّـهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَىٰ أَلَّا تَرْ‌تَابُوا ۖ إِلَّا أَن تَكُونَ تِجَارَ‌ةً حَاضِرَ‌ةً تُدِيرُ‌ونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا ۗ وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ ۚ وَلَا يُضَارَّ‌ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ ۚ وَإِن تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللَّـهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّـهُ ۗ وَاللَّـهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

 282. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Seorang muslim yang meninggal dunia, bila dia masih mempunyai hutang sebaiknya yang menghutangkan menjelaskannya kepada keluarga yang ditinggalkan.


Bila yang meninggal itu mempunyai harta, maka harta itu diperhitungkan untuk membayar hutang orang meninggal itu dulu, baru sisanya dibagikan kepada ahli warisnya.


An-Nisaa'

يُوصِيكُمُ اللَّـهُ فِي أَوْلَادِكُمْ ۖ لِلذَّكَرِ‌ مِثْلُ حَظِّ الْأُنثَيَيْنِ ۚ فَإِن كُنَّ نِسَاءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَ‌كَ ۖ وَإِن كَانَتْ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ ۚ وَلِأَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا السُّدُسُ مِمَّا تَرَ‌كَ إِن كَانَ لَهُ وَلَدٌ ۚ فَإِن لَّمْ يَكُن لَّهُ وَلَدٌ وَوَرِ‌ثَهُ أَبَوَاهُ فَلِأُمِّهِ الثُّلُثُ ۚ فَإِن كَانَ لَهُ إِخْوَةٌ فَلِأُمِّهِ السُّدُسُ ۚ مِن بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِي بِهَا أَوْ دَيْنٍ ۗ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ لَا تَدْرُ‌ونَ أَيُّهُمْ أَقْرَ‌بُ لَكُمْ نَفْعًا ۚ فَرِ‌يضَةً مِّنَ اللَّـهِ ۗ إِنَّ اللَّـهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

11. Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.


Tetapi bila yang meninggal dunia itu orang yang tidak mampu dan dia tidak mempunyai harta yang ditinggalkan, maka hutang itu menjadi tanggungan keluarga, bila keluarga itu mampu.


Ar-Ruum

فَآتِ ذَا الْقُرْ‌بَىٰ حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ‌ لِّلَّذِينَ يُرِ‌يدُونَ وَجْهَ اللَّـهِ ۖ وَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

38. Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang-orang beruntung.


Dan apabila sanak keluarga yang meninggal itu juga kurang/tidak mampu, maka seyogyanya yang menghutangkan memberikan tangguh/kelonggaran waktu sampai mereka mampu.


Tetapi bila yang menghutangkan itu menyedekahkan (sebagian atau semua hutang itu)akan lebih baik buat dirinya.


Al-Baqarah

وَإِن كَانَ ذُو عُسْرَ‌ةٍ فَنَظِرَ‌ةٌ إِلَىٰ مَيْسَرَ‌ةٍ ۚ وَأَن تَصَدَّقُوا خَيْرٌ‌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

280. Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

Janji Allah akan membalas dengan balasan yang sempurna, dan Allah tidak akan menganiaya (merugikan) kalian.


Al-Baqarah

وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْ‌جَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّـهِ ۖ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

281. Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).


Dan hutang yang ditinggalkan orang meninggal karena tidak mampu juga keluarganya kurang mampu, maka akan menjadi tanggungan umat muslim semuanya, kita wajib membayarkannya seperti yang telah Allah perintahkan.


At-Taubah

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَ‌اءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّ‌قَابِ وَالْغَارِ‌مِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّـهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِ‌يضَةً مِّنَ اللَّـهِ ۗ وَاللَّـهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

60. Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana

Selasa, 24 Juni 2014

QS: Al-Fatihah Ayat

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
 
Quran Surat Al-Fatihah Terdiri dari 7 Ayat, Termasuk surat Makkiyah , Surat ini di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW di Mekah sebelum hijrah ke Madinah
 
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
4. Yang menguasai di Hari Pembalasan.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

SURAT AN-NAS

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
 
Quran Surat An-Naas Terdiri dari 6 Ayat, Termasuk surat Makkiyah , Surat ini di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW di Mekah sebelum hijrah ke Madinah
 
 
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
(QS: An-Naas Ayat: 1)
مَلِكِ النَّاسِ
Raja manusia.
(QS: An-Naas Ayat: 2)
إِلَٰهِ النَّاسِ
Sembahan manusia.
(QS: An-Naas Ayat: 3)
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
(QS: An-Naas Ayat: 4)
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
(QS: An-Naas Ayat: 5)
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
dari (golongan) jin dan manusia.
(QS: An-Naas Ayat: 6)


Kamis, 06 Maret 2014

Adh Dhuhaa 1 – 5





Bismillaahirraḥmaaniraḥiim 
Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokatuh


 
Demi Waktu Dhuhaa

وَالضُّحَىٰ
“Demi waktu dhuha.” (ayat 1).

Di ayat pertama ini Tuhan (Allah) bersumpah, tegasnya memerintahkan kita memperhatikan waktu dhuha. Waktu dhuha ialah sejak pagi setelah matahari terbit, sampai naik sampai menjelang tengahari.

Di dalam bahasa Melayu lama disebut “sepenggalah matahari naik.”
Waktu dhuha diambil persumpahan oleh Tuhan untuk menarik perhatian kita kepadanya.

Mungkin oleh karena di waktu yang demikian kita sedang lincah, kekuatan dan kesegaran masih ada berkat tidur yang nyenyak pada malamnya.

Maka di waktu Dhuha itulah kesempatan yang baik untuk berusaha di muka bumi Allah, sepanjang yang dianjurkan oleh Allah sendiri.
(Lihat Surat 67, Al-Mulk; 15).


وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ
“Demi malam, apabila dia sudah sunyi-senyap.” (ayat 2).

Sumpah peringatan atas malam apabila sudah sunyi senyap ialah memperingatkan betapa penting manusia istirahat mengambil kekuatan baru di malam hari untuk berjuang hidup lagi pada besok harinya.

Dan apabila telah masuk waktu dua pertiga malam, kira-kira sekitar pukul 3 dini hari di daerah Khatul-Istiwa ini, dianjurkan pulalah kita melakukan sembahyang tahajjud.

Sehabis sembahyang kita duduk memohon ampun kepada Ilahi atau membawa Al-Qur’an sampai waktu Subuh datang.

Sesudah Tuhan mengambil sumpah dengan waktu dhuha dan larut malam itu, barulah Tuhan menuju apa yang Dia maksudkan dengan sumpah tersebut:


مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ
“Tidaklah Tuhanmu membuangmu, dan tidaklah Dia marah.” (ayat 3).

Artinya secara harfiyah “tidaklah Tuhanmu mengucapkan selamat tinggal kepadamu” sehingga engkau merasa kesepian sebab Jibril tidak akan datang lagi. Dan tidaklah Tuhan marah sehingga engkau tidak diperdulikan lagi.

Menurut tafsir Ibnu Jarir, pernah beberapa lamanya terhenti turunnya wahyu, sehingga belum ada lagi sambungan Al-Qur’an yang akan disampaikan oleh beliau SAW kepada manusia, sehingga merasa sepilah Nabi SAW.

Dan hal ini diketahui oleh kaum musyrikin, sampai mereka berkata: “Muhammad sudah diucapi selamat tinggal oleh Tuhannya dan telah dimarahi.” Yang mengatakan demikian ialah isteri Abu Lahab.

Lantaran itu datanglah ayat ini; bahwasanya persangkaan kaum musyrikin itu tidaklah benar, Tuhan tidak pernah meninggalkan Nabi-Nya dan tidak pernah marah kepadanya. Dia selalu didampingi oleh Tuhannya.

 وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ

“Dan sesungguhnya kesudahan itu, lebih baik bagimu daripada permulaan.” (ayat 4).

Janganlah berdukacita jika kadang-kadang terlambat datang wahyu itu kepadamu.

Menurut tafsiran dari Al-Qasimi: “Yang diujung pekerjaanmu ini akan lebih baik dari permulaannya.”
Artinya jika di permulaan ini kelihatan agak sendat jalannya, banyak tantangan dan perlawanan, namun akhir kelaknya engkau akan mendapat hasil yang gilang-gemilang.

Dengan ayat ini diberikanlah kepada Rasul SAW dan kepada orang yang menyambung usaha Rasul suatu tuntunan hidup, agar merasa besar hati dan besar harapan melihat zaman depan.

Meskipun perjuangan itu dimulai dengan serba kesusahan, namun pada akhirnya kelak akan didapat hasil yang baik. Dan ini bertemu dalam sejarah kebangkitan Islam.

Asal pekerjaan telah dimulai, akhir pekerjaan niscaya akan mendapati yang lebih baik daripada yang permulaan. Yang pokok ialah keteguhan niat dan azam disertai sabar dan tabah hati.


وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ
“Dan sesungguhnya Tuhanmu akan memberi kepadamu, sehingga engkau ridha.”
(ayat 5).

Ayat ini pun berisi janji harapan yang disampaikan Tuhan sebagai bujukan kepada utusan-Nya yang dikasihi-Nya.

Bahwa banyaklah kurnia dan anugerah yang akan diberikan kepadanya kelak, sambil jalan dari permulaan menuju kesudahan itu, terutama anugerah ketinggian gensi dan martabat.

Kesempurnaan jiwa dan kebesaran peribadi, ilmu dunia dan akhirat, pengetahuan tentang ummat-ummat yang dahulu, kemenangan menghadapi musuh-musuh, ketinggian agama.

Dan pernaklukan beberapa negeri, baik yang terjadi di zaman beliau sendiri atau di zaman khalifah-khalifah beliau, dan akan tersebarlah agama ini ke seluruh dunia,

ke Timur dan ke Barat, yang semuanya itu akan mendatangkan ridha, atau senang bahagia dalam hati Nabi Muhammad SAW.

Itulah rentetan bujukan dan obat penawar hati bagi Nabi SAW seketika agak terlambat wahyu bersambung datang. Suatu peringatan bahwa perjalanan ini masih jauh dan kemenangan terakhir akan ada pada beliau.



Sumber :
Tafsir Al-Azhar


Senin, 17 Februari 2014

AL - AN'AM (ayat : 115)


Bismillaahirraḥmaaniraḥiim 
Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokatuh








KESEMPURNAAN AYAT-AYAT ALLAH


وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
115. Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui.

Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah rubah kalimat-kalimat-Nya.


Tentang kebenaran Al-Qur'an sebagai wahyu Ilahi itu tidak usah diragukan lagi.
Kebenaran asli dari Dia dan keadilanpun dari Dia.
Tidak ada hakim lain dan hukum lain yang dapat melebihi itu, undang-undang yang diwahyukan Allah adalah untuk kepentingan umat manusia, bukan untuk mempertahankan kekuasaan Allah.

Sebaliknya undang-undang buatan manusia, kebenaran dan keadilan yang dikarang manusia dengan susunan kata-kata yang diperhiasi, ialah untuk kepentingan mempertahankan kedudukan golongan yang berkuasa. Undang-undang manusia dapat saja berubah kalau zaman sudah berubah, sedang syariat Illahi tak dapat dirubah oleh manusia.

Sebab itu kami sampaikan satu penegasan lagi : "Sekali-kali tidak ada pengganti dari Kalimat-kalimat Nya". Salah satu arti dari Kalimat adalah perkataan, atau Sabda. Kalimat Allah adalah Sabda Allah.
Sabda Allah tak dapat diganti dengan sabda lain.
Sebab sabda yanga lain adalah sabdanya mahkluk, sedang pengetahuan serta pengalaman mahkluk sangatlah terbatas.

Kalimat Illahi adalah mutlak untuk segala zaman.

Didalam menegakkan pendirian ini, sejak dari langkah pertama sudah mesti berterang-terang, tidak boleh bersembunyi. Kaum kafir dan munafik mungkin bersedia bekerja sama dengan orang-orang islam, asal beberapa usul mereka diterima.

Segala usulpun boleh dipertimbangkan, kecuali, ada peraturan selain peraturan Allah yang akan dijalankan. Atau ada hukum lain pengganti hukum Allah, dan mencari hakim selain hakim Allah.

dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Oleh sebab Allah senantiasa mendengar dan mengetahui apa-apa yang kita usahakan dan kita lakukan, maka kita manusiapun haruslah berusaha supaya apa tindakan yang kita ambil didalam hidup, sesuai hendaknya dengan kehendak Allah dan diridhai oleh Allah. Bertemu hendaknya taufik dan hidayah Illahi dengan apa yang kita rencanakan. Karena betapapun hebatnya kemajuan hasil pendapat manusia, namun yang mutlak benar hanyalah apa yang ditentukan oleh Allah. Yang ainnya hanyalah keraguan dan kecenderungan belaka, tidak ada yang yakin dan tidak ada yang pasti. Teori yang lama dapat dijatuhkan dengan teori yang baru.

Pendirian Yang Tegas.

Apabila seorang pejuang Muslim membaca ayat-ayat Al-Qur'an dan faham akan artinya, tidak dapat tidak ayat ini pasti akan mempengaruhi sikap jiwanya. Ayat-ayat diatas tegas benar menyatakan bahwa Rasulullah s.a.w harus menyatakan terus terang bahwa dia tidak akan menerima hakim lain selain Allah.
Tidak pula menerima peraturan lain seain peraturan Allah.

Ini mengenai seluruh segi daripada kehidupan.

Maka tidaklah heran bila pejuang Islam yang bercita-cita ingin menegakkan Ayat-ayat Allah, didalam alam ini kebanyakan dibenci oleh goongan yang tidak mengenal peraturan Allah itu.
Di dalam negeri Islam sendiri, pejuang Islam dibenci dan menderita berbagai penderitaan jika dia mengemukakan keyakinan hidup, menjelaskan bahwa dia bercita-cita agar di negerinya peraturan dan undang-undang negeri harus diambil dari peraturan dan undang-undang Allah.


sumber :
Tafsir Al-Azhar


Minggu, 22 Desember 2013

Larangan Mengucapkan Selamat Kepada Para Musuh Serta Kaum Pembenci Allah.





Mengucapkan Selamat Kepada Musuh atau Pembenci Allah :

Tidak dibenarkan kita mengucapkan kata selamat, kepada para musuh atau kaum yng membenci Allah, baik itu lewat istilahnya kebersamaan atau kerukunan antar umat beragama.
Karena kalau untuk menghormati, kita hanya dibenarkan menghormati sesama muslim.

seperti Firman Allah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Al Maaidah
54. Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.

(QS.48   Al-Fath ayat: 29)

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

29. Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku´ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

 (QS.15   Al-Hijr  ayat : 88)

لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ

Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.


Karena ucapan selamat sama dengan mengakui kebenaran  dan kejayaan mereka, itu dilarang. bertobatlah kepada Allah karena secara tidak langsung itu seperti murtad...

Al Baqarah 


مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِلَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ لِلْكَافِرِينَ
98. Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir

Al Anfaal
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
60. Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).

وَيَوْمَ يُحْشَرُ أَعْدَاءُ اللَّهِ إِلَى النَّارِ فَهُمْ يُوزَعُونَ
Fushshilat
19. Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah digiring ke dalam neraka lalu mereka dikumpulkan (semuanya).

ذَٰلِكَ جَزَاءُ أَعْدَاءِ اللَّهِ النَّارُ ۖ لَهُمْ فِيهَا دَارُ الْخُلْدِ ۖ جَزَاءً بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ
Fushshilat
28. Demikianlah balasan (terhadap) musuh-musuh Allah, (yaitu) neraka; mereka mendapat tempat tinggal yang kekal di dalamnya sebagai pembalasan atas keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Kami.
  

Takut tidak mendapatkan Pekerjaan :

sungguh tidak dibenarkan sama sekali, karenaa semua yang ada di alam jagad raya ini sepenuhnya tergantung hanya kepada Allah subhannahu wata'ala, tiada yang lebih berkuasa selain DIA, dan maha luas karunianya meliputi bumi dan langit.

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Al-Baqarah
22. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.

زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُونَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا ۘ وَالَّذِينَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Al Baqarah
212. Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.

وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ
Al-Maidaa
88. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.

قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۚ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ ۚ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ
Yunus
31. Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah: "Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?"tidak bertakwa (kepada-Nya)?"

اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ ۚ وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ
Ar Ra'ad
26. Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).

Munafik

Ataukah kalian ingin menjadi kaum munafik, kalian melakukan hal-hal yang semisal dengan pra kaum Munafik

Firman Allah   :

وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ
Al-Baqrah :
14. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka[25], mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok."

وَيَقُولُونَ طَاعَةٌ فَإِذَا بَرَزُوا مِنْ عِنْدِكَ بَيَّتَ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ غَيْرَ الَّذِي تَقُولُ ۖ وَاللَّهُ يَكْتُبُ مَا يُبَيِّتُونَ ۖ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَكِيلًا
An Nisaa.
81. Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: "(Kewajiban kami hanyalah) taat". Tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung.

Firman Allah  yang Lain :

Al-Baqrah :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ
8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian[22]," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman

يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
Al-Baqrah :
9. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.

فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
Al-Baqrah :
10. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ
Al-Baqrah :
11. Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."

أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَٰكِنْ لَا يَشْعُرُونَ
Al-Baqrah :
12. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ ۗ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَٰكِنْ لَا يَعْلَمُونَ
Al-Baqrah :
13. Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.

وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ
Al-Baqrah :
14. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok."

اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
Al-Baqrah :
15. Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.

(TQS. at-Taubah [9]: 123)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
123. Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orangorang yang bertakwa.